Rima
Rahmatunnisa,BKI,1134010109
Teori BKI
murni atau berintegrasi dengan psikologi barat
Seperti yang telah kita ketahui bahwa sebuah ilmu dapatlah diakui
sebagai disiplin ilmu jika telah memenuhi syarat disiplinnya sebuah ilmu. Ilmu haruslah memenuhi tiga syarat pokok, yaitu:
1.Suatu ilmu harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek formal).
2.Suatu ilmu harus menggunakan metode-metode tertentu yang sesuai.
3.Suatu ilmu harus
mengggunakan sistematika tertentu.
Sedangkan
teori BKI masih memiliki banyak kekurangan, diantaranya :
1.
Metodologi
yang digunakan masih lemah. Dalam teori BKI memang ada cukup banyak metodologi
yang digunakan diantaranya Tabayyun, Al-Hikmah, Mau’idhah, Uswah Hasanah,
Mujadalah. Namun, dari beberapa metodelogi tersebut belum saya dengar akan
kesuksesan atau saya belum menemukan bukti yang empiris mengenai teori BKi ini.
2.
Sumbernya
tidak berdasarkan empiris. Sumber yang digunakan oleh teori BKI adalah
Al-Qur’an, As-Sunnah, Hadits adapun Ijtihad dari para ulama. Sedangkan yang
saya tau bahwa di dalam lebih Al-Qur’an banyak membahas mengenai keimanan dan
Akhlak yang memang tidak ada bukti
empirisnya. Memang ada juga ayat Al-Qur’an yang membahas tentang kehidupan
sehari-harin kisah para Rasul yang menjadi teladan namun tetap saja kecil
bahkan taka da yang menunjukan bukti empirisnya, sedangkan salah satu bukti
empiris dari sebuah sejarah adalah artepak.
3.
Kurangnya
tokoh yang mendunia. Saya belum menemukan tokoh Islam yang memang dapat
menyaingi Sigmund Freud, Gustave Jung, dan Erikson.
Sehingga menurut saya teori BKI memang dapat dikembangkan dengan
teori murni dari Islam. Namun, akan banyak halangan dan waktu yang lama untuk
memperkuat teori tersebut. Sehingga untuk saat ini selagi kita memperjuangkan
teori BKI agar dapat berkembang murni dari Islam kita dapat menggunakan teori
hasil dari pengintegrasian dengan teori BK barat/ psikologi.
Perbedaan BKI dan BK konselor
|
BKI
|
BK Psikologi barat
|
Pandangan tentang nilai kehidupan
|
a.
meyakini adanya
kehidupan sesudah mati;
b.
Islam
menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu
ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan kepada orang lain
c.
membahas
pahala dan dosa yang telah di kerjakan.
|
a.
tidak
membahas dan mengaitkan diri dengan pahala dan dosa;
b.
tidak
membahas masalah kehidupan sesudah mati;
c.
hanyalah di
dasarkan atas pikiran manusia;
d.
tidak
dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama.
|
Tujuan
|
a.
Individu
menyadari akan tugas dan tujuan hidupnya di dunia;
b.
Individu menyadari
romantika kehidupan di dunia sebagai ujian dari Allah;
c.
Individu
dapat mewujudkan dirinya sebagai insan kamil, berahklak mulia;
d.
Individu
dapat mewujudkan dirinya sebagai insan yang “anfa’uhum linnaas” atau “
rahmatan lil ‘alamiin”:
e.
Individu
dapat mengendalikan diri dari hawa nafsu.
|
a.
Memperkuat
perilaku yang adaptif;
b.
Memperlemah
dan menghilangkan perilaku yang maladaptife;
c.
Mengurangi
reaksi kecemasan ;
d.
Memperkuat
kapasitas relaksasi;
e.
Bersikap
asertif;
f.
Berhubungan
social secara efektif;
g.
Memperkuat
kapasitas pengendalain diri.
|
Kriteria konselor
|
a.
Beriman dan
bertakwa kepada Allah :
b.
Berahklaqul
karimah ( pribadi yang baik );
c.
Professional
( memiliki keahlian );
d. Berukhuwah Islamiyyah (kemampuan kemasyarakatan yang baik ) .
|
a.
Bersikap
professional;
b.
Kompeten ;
c.
Dapat dipercaya
dan bersikap hangat ;
d.
Memiliki
pemahaman diri.
|
Wujud akal dan hati dalam mengendalikan nafsu pada pribadi yang
sehat dan tidak sehat
P. sehat = Akal + Hati => Nafsu
Jika
nafsu dibawah kontrol dan kendali akal dan hati, maka nafsu akan memberikan
kemanfaatan dan kebahagian bagi manusia.
|
Hati, Akal, dan Nafsu รจ Pribadi
P. sakit = Nafsu => Akal dan Hati
Jika dorongan nafsu terlalu kuat menguasai manusia sehingga hati
dan akal tidak mampu mengontrol dan mengendalikannnya, manusia akan tersesat
dan celaka..
|
Sebagaimana terdapat dalam Q.S
Al-Jasiyah ayat 23 bahwa jika seseorang selalu memperturutkan hawa nafsunya,
maka hatinya serta penglihatannya ( ‘aql ) akan tertutup. Orang tersebut akan
tersesat karena tidak mampu lagi membedakan
antara baik dab buruk, antara benar dan salah.
Hati dapat di kategorikan sebagai intuisi atau pandangan dalam yang
mampu membawa manusia pada kebenaran, dan sebagai sarana untuk mengenal kebenaran ketika penginderaan
manusia tidak mampu untuk memainkan perannya. Dan akal mampu mengetahui bahwa
Tuhan itu ada, tetapi akal tidak mampu mengantarkan manusia untuk merasa dekat
dengan Tuhannya, yang mampu mendekati Tuhan adalah rasa yang menggunakan hati
sebagai sarananya. Sedangkan Nafsu adalah unsur rohani yang menyebabakan
manusia bergerak, berpikir, merasa dan menyadari keberadaan dirinya, bahkan
menyadari akan keberadaan sesuatu yang menciptakan dirinya, yaitu Tuhan.
Fungsi dan manfaat agama atau spiritual bagi proses konseling
Fungsinya;
a.
Fungsi
pemahaman, yaitu membantu individu agar dapat memahami jati dirinya (
fitrahnya, kelebihan dan kekurangannya).
b.
Fungsi
preventif, yaitu membantu individu menjaga dan mencengah dirinya dari faktor-faktor yang
dapat menimbulkan masalah bagi dirinya.
c.
Fungsi
kuratif dan korektif, yaitu membantu individu memecahkan masalah yang sedang
dihadapi atau dialamnya.
d.
Fungsi
pengembangan, yaitu membantu individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya.
Manfaatnya ;
a.
Membantu
individu mengetahui, mengenal, dan memahami keadaan dirinya sesuai dengan
hakikatnya, atau memahami kembali keadaan dirinya;
b.
Membantu
individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, segi baik dan buruk,
kekuatan serta kelemahan, sebagai sesuatau yang telah sitetapkan Allah;
c.
Membantu
individu memahami keadaan ( situasi dan kondisi ) yang ada;
d.
Membantu
individu menemukan alternatif pemecahan masalah;
e.
Membantu
individu mengembangkan kemampuan mengantisipasi masa depan, sehingga mampu
memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi manakala sesuatu tindakan atau
perbuatan saat ini dikerjakan.