Jumat, 30 Januari 2015

bk dan bki




Rima Rahmatunnisa,BKI,1134010109

Teori BKI murni atau berintegrasi dengan psikologi barat
Seperti yang telah kita ketahui bahwa sebuah ilmu dapatlah diakui sebagai disiplin ilmu jika telah memenuhi syarat disiplinnya sebuah ilmu. Ilmu haruslah memenuhi tiga syarat pokok, yaitu:
1.Suatu ilmu harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek formal).
2.Suatu ilmu harus menggunakan metode-metode tertentu yang sesuai.
3.Suatu ilmu harus mengggunakan sistematika tertentu.
Sedangkan teori BKI masih memiliki banyak kekurangan, diantaranya :
1.      Metodologi yang digunakan masih lemah. Dalam teori BKI memang ada cukup banyak metodologi yang digunakan diantaranya Tabayyun, Al-Hikmah, Mau’idhah, Uswah Hasanah, Mujadalah. Namun, dari beberapa metodelogi tersebut belum saya dengar akan kesuksesan atau saya belum menemukan bukti yang empiris mengenai teori BKi ini.
2.      Sumbernya tidak berdasarkan empiris. Sumber yang digunakan oleh teori BKI adalah Al-Qur’an, As-Sunnah, Hadits adapun Ijtihad dari para ulama. Sedangkan yang saya tau bahwa di dalam lebih Al-Qur’an banyak membahas mengenai keimanan dan Akhlak  yang memang tidak ada bukti empirisnya. Memang ada juga ayat Al-Qur’an yang membahas tentang kehidupan sehari-harin kisah para Rasul yang menjadi teladan namun tetap saja kecil bahkan taka da yang menunjukan bukti empirisnya, sedangkan salah satu bukti empiris dari sebuah sejarah adalah artepak.
3.      Kurangnya tokoh yang mendunia. Saya belum menemukan tokoh Islam yang memang dapat menyaingi Sigmund Freud, Gustave Jung, dan Erikson.
Sehingga menurut saya teori BKI memang dapat dikembangkan dengan teori murni dari Islam. Namun, akan banyak halangan dan waktu yang lama untuk memperkuat teori tersebut. Sehingga untuk saat ini selagi kita memperjuangkan teori BKI agar dapat berkembang murni dari Islam kita dapat menggunakan teori hasil dari pengintegrasian dengan teori BK barat/ psikologi.
Perbedaan BKI dan BK konselor

BKI
BK Psikologi barat
Pandangan tentang nilai kehidupan
a.       meyakini adanya kehidupan sesudah mati;
b.      Islam menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan kepada orang lain
c.       membahas pahala dan dosa yang telah di kerjakan.
a.       tidak membahas dan mengaitkan diri dengan pahala dan dosa;
b.      tidak membahas masalah kehidupan sesudah mati;
c.       hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia;
d.      tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama.
Tujuan
a.       Individu menyadari akan tugas dan tujuan hidupnya di dunia;
b.      Individu menyadari romantika kehidupan di dunia sebagai ujian dari Allah;
c.       Individu dapat mewujudkan dirinya sebagai insan kamil, berahklak mulia;
d.      Individu dapat mewujudkan dirinya sebagai insan yang “anfa’uhum linnaas” atau “ rahmatan lil ‘alamiin”:
e.       Individu dapat mengendalikan diri dari hawa nafsu.
a.       Memperkuat perilaku yang adaptif;
b.      Memperlemah dan menghilangkan perilaku yang maladaptife;
c.       Mengurangi reaksi kecemasan ;
d.      Memperkuat kapasitas relaksasi;
e.       Bersikap asertif;
f.       Berhubungan social secara efektif;
g.      Memperkuat kapasitas pengendalain diri.
Kriteria konselor
a.   Beriman dan bertakwa kepada Allah :
b.   Berahklaqul karimah ( pribadi yang baik );
c.   Professional ( memiliki keahlian );
d.  Berukhuwah Islamiyyah (kemampuan kemasyarakatan yang baik ) .
a.       Bersikap professional;
b.      Kompeten ;
c.       Dapat dipercaya dan bersikap hangat ;
d.      Memiliki pemahaman diri.


Wujud akal dan hati dalam mengendalikan nafsu pada pribadi yang sehat dan tidak sehat

P. sehat = Akal + Hati => Nafsu
Jika nafsu dibawah kontrol dan kendali akal dan hati, maka nafsu akan memberikan kemanfaatan dan kebahagian bagi manusia.

Hati, Akal, dan Nafsu รจ Pribadi           

P. sakit = Nafsu => Akal dan Hati
Jika dorongan nafsu terlalu kuat menguasai manusia sehingga hati dan akal tidak mampu mengontrol dan mengendalikannnya, manusia akan tersesat dan celaka..

            Sebagaimana terdapat dalam Q.S Al-Jasiyah ayat 23 bahwa jika seseorang selalu memperturutkan hawa nafsunya, maka hatinya serta penglihatannya ( ‘aql ) akan tertutup. Orang tersebut akan tersesat karena tidak mampu lagi membedakan  antara baik dab buruk, antara benar dan salah.
Hati dapat di kategorikan sebagai intuisi atau pandangan dalam yang mampu membawa manusia pada kebenaran, dan sebagai sarana untuk  mengenal kebenaran ketika penginderaan manusia tidak mampu untuk memainkan perannya. Dan akal mampu mengetahui bahwa Tuhan itu ada, tetapi akal tidak mampu mengantarkan manusia untuk merasa dekat dengan Tuhannya, yang mampu mendekati Tuhan adalah rasa yang menggunakan hati sebagai sarananya. Sedangkan Nafsu adalah unsur rohani yang menyebabakan manusia bergerak, berpikir, merasa dan menyadari keberadaan dirinya, bahkan menyadari akan keberadaan sesuatu yang menciptakan dirinya, yaitu Tuhan.

Fungsi dan manfaat agama atau spiritual bagi proses konseling

Fungsinya;
a.       Fungsi pemahaman, yaitu membantu individu agar dapat memahami jati dirinya ( fitrahnya, kelebihan dan kekurangannya).
b.      Fungsi preventif, yaitu membantu individu menjaga dan mencengah  dirinya dari faktor-faktor yang dapat menimbulkan masalah bagi dirinya.
c.       Fungsi kuratif dan korektif, yaitu membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialamnya.
d.      Fungsi pengembangan, yaitu membantu individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya.

Manfaatnya ;
a.       Membantu individu mengetahui, mengenal, dan memahami keadaan dirinya sesuai dengan hakikatnya, atau memahami kembali keadaan dirinya;
b.      Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, segi baik dan buruk, kekuatan serta kelemahan, sebagai sesuatau yang telah sitetapkan Allah;
c.       Membantu individu memahami keadaan ( situasi dan kondisi ) yang ada;
d.      Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah;
e.       Membantu individu mengembangkan kemampuan mengantisipasi masa depan, sehingga mampu memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi manakala sesuatu tindakan atau perbuatan saat ini dikerjakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar