PENGANTAR
Permintaan ada beberapa macam, diantaranya permintaan dari
seseorang kepada sesame tingkatannya yang disebut dengan iltimas, permintaan
dari yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi tingkatannya disebut dengan doa
dan ada juga permintaan dari tingkatan yang tinggi kepada yang lebih rendah. Doa
seringkali dianggap sebagai ungkapan pelengkap dalam kehidupan. Keberadaan doa
dirasakan penting, terutama ketika seseorang menghadapi masalah dalam hidupnya
atau jatuh dalam jurang kehinaan. Masih sedikit orang yang berdoa dengan motif
untuk mensyukuri nikmat Allah. Kebanyakan doa diungkapkan ketika sedang
mengalami ancaman, musibah, dan sebagainya. Pemahaman seperti inui, menurut
ajaran Islam, dipandang keliru. Oleh karena itu, untuk memperoleh pemahaman doa
yang komprehensif menurut ajaran Islam, terlebih dahulu harus dipahami aspek
epistemologinya. (Fajar, 2010:12)
Penggagas
ilmu Epistemologi Doa adalah Dr. H. Syukriadi Sambas, M.Si. Menurutnya, doa
bukan hanya sebatas amal tetapi juga ilmu.
PENGERTIAN
DOA
Pengertian
doa bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan doa dalam ibadah ibarat
mustaka dari sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen
penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa
adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta
permohonan pertolongan yang disertai kejernihan nurani agar selamat dari
segala musibah serta meraih keselamatan abadi. Epistemologi doa dapat diartikan
sebagai metode atau cara dalam berdoa.
Doa secara etimologi berasala dari bahasa Arab dengan asal katanya
yaitu
da’aa-yad’uu-du’aa-da’watan. Artinya, permohonan. Secara terminologi, doa
adalah permohonan sesuatu dari yang rendah kepada yang lebih tinggi. Dasarnya
adalah perintah Allah pada Q.S al-Mukmin ayat 60 :
tA$s%ur ãNà6/u þÎTqãã÷$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) úïÏ%©!$# tbrçÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAy$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ úïÌÅz#y ÇÏÉÈ
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan
hina dina”. (Depag, 2004:474)
Doa
adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan
suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam
menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang
sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa
secara syar’i yang sebenanya.
Al-Qur’an
juga memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah
senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang
disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan
apabila disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan. Hal ini banyak
ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya QS. Al-Ar’af : 55-56 :
(#qãã÷$# öNä3/u %Yæ|Øn@ ºpuøÿäzur 4 ¼çm¯RÎ) w =Ïtä úïÏtF÷èßJø9$# ÇÎÎÈ wur (#rßÅ¡øÿè? Îû ÇÚöF{$# y÷èt/ $ygÅs»n=ô¹Î) çnqãã÷$#ur $]ùöqyz $·èyJsÛur 4 ¨bÎ) |MuH÷qu «!$# Ò=Ìs% ÆÏiB tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÎÏÈ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri
(tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah
Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak
diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(Depag,2004:287).
Doa
dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga dijelaskan
dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan pula bahwa
tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila di sertai
keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang
shalih. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga doa kepada
Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun dalam
keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun
dalam kelapangan. Dalam QS. Al-Kahfi:28 Allah telah berfirman :
÷É9ô¹$#ur y7|¡øÿtR yìtB tûïÏ%©!$# cqããôt Næh/u Ío4rytóø9$$Î/ ÄcÓÅ´yèø9$#ur tbrßÌã ¼çmygô_ur ( wur ß÷ès? x8$uZøtã öNåk÷]tã ßÌè? spoYÎ Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( wur ôìÏÜè? ô`tB $uZù=xÿøîr& ¼çmt7ù=s% `tã $tRÌø.Ï yìt7¨?$#ur çm1uqyd c%x.ur ¼çnãøBr& $WÛãèù ÇËÑÈ
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan
orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan
keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena
mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang
hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya
dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Depag,
2004:297).
FUNGSI
DOA
1. Doa sebagai Permohonan atau permintaan.
Artinya,
doa adalah permintaan seorang makhluk terhadap Tuhannya. Sebuah permohonan dari seseorang terhadap orang yang
lebih tinggi derajatnya.
2. Doa sebagai Ibadah.
Dalam
riwayat Bukhari, Rasulullah SAW pernah bersabda: “do’a itu adalah otaknya
ibadah”. Ciri doa sebagai ibadah yaitu bebas dari kepentingan, ikhlas, tidak
berfikir untuk dikabulkan. Adapun berdoa tidak mesti dengan bahasa Arab. Ibadah
sendiri berasal dari kata ‘abd artinya manusia dan ma’bud artinya
Allah, maka berdoa adalah ibadahnya seorang makhluk (manusia sebagai hamba)
kepada Allah sebagai sang khalik (pencipta).
3. Doa sebagai Media Komunikasi dengan Tuhan.
Doa
adalah media seorang makhluk
untuk berbicara atau berkomunikasi dengan Tuhannya. Salah satu media yang dapat digunakan untuk mendekatan
diri dengan Allah.
Dengan berdoa maka komunikasi dengan sang khalikpun
akan lebih mudah. “Lebih sering seseoran berdoa, maka lebih cepat komunikasi
itu terhubug”.
4. Doa sebagai Komando Spiritual
Doa sangat berpengaruh
terhadap spiritual atau sikap mental manusia yang merupakan unsur penting dalam
meraih keberhasilan. Seseorang yang bermental pantang
menyerah tentulah dalam setiap usaha akan selau berusaha keras. Ketika
menghadapi setiap rintangan, dia hanya akan menganggapnya sebagai cobaan kecil
dan merupakan anak tangga untuk meraih keberhasilan.
Sebaliknya seseorang
yang bermental korup sudah tentu setiap detik yang terlintas dalam pikirannya
bagaimana hari ini mendapatkan uang yang banyak dan metode apalagi yang harus
diterapkan. Ini merupakan sikap pengecut, yaitu
takut miskin dan sekaligus musyrik karena tidak percaya rezeki dari sang
pencipta.
Doa
sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, menjaga keimanan kita, karena
dengan sebuah permintaan maka seseorang tak akan meninggalkan kewajibannya
selama ia memiliki keinginan atau permintaan yang ditopang oleh kewajibannya
itu.
5. Doa sebagai Media Transendental
Doa
dapat menjaga hibungan makhluk dengan Tuhannya. Dalam
riwayat Abu Ya’la dan Al-Hakim, Rasulullah SAW bersabda: “Do’a adalah senjata
orang mukmin, tiangnya agama, cahaya langit dan bumi”. Meskipun doa sebagai tanda lemahnya iman namun
doa adalah senjata yang ampuh untuk mendekatkan diri dan ampuh untuk merubah
suatu keadaan.
URGENSI
MEMPELAJARI EPISTEMOLOGI DOA
Walaupun
secara kualitas doa disejajarkan dengan setengah ibadah wajib, tapi dari segi
substansinya doa merupakan inti dari setiap ibadah yang kita lakukan kepada
sang pencipta. Shalat yang kita lakukan terdiridari kumpulan doa, mulai dari
awal takbir sampai salam, begitupun ibadah yang lain. Makanya tak salah kalau
Rasullulah mengatakan bahwa doa adalah ruhnya ibadah. Tanpa doa ibadah tidak
akan punya arti apa-apa.
Secara mendasar doa
merupakan penghancuran nilai-nilai egoisme kemanusiaan yang selalu identik
dengan kesombongan, keangkuhan dan merasa bahwa setiap keberhasilan adalah
jerih payah sendiri tanpa menganggab adanya campur tangan Allah SWT sebagai Zat
Pengatur.
Epistemlogi
do’a merupakan disiplin ilmu yang “membidani” kelahiran do’a sebagai rangkaian
‘Ibadah Islam. Sedangkan hukum ‘ibadah dalam Islam adalah sebuah kewajiban dari
Allah SWT untuk seluruh umatnya.
Dengan sebab itu pulalah, maka keutamaan epistemologi do’a akan senbanding
dengan disiplin ilmu yang dinyatakan sebagai hasil kulminasi kinerjanya. Ialah
do’a itu sendiri.
SUMBER
DOA
Sumber redaksi atau proses
pendapatan doa adalah sebagai berikut :
1. Semangat yang Terkandung dalam
Ayat Al-Quran.
Semangat Al-Qur’an dan ayat-ayat didalamnya yang
diwujudkan dengan kalimat lain. Contohnya adalah doa kebaikan
dunia dan akhirat dalam Q.S Al-Baqarah
ayat 201 (Kusnawan, 2011:23) :
Oßg÷YÏBur `¨B ãAqà)t !$oY/u $oYÏ?#uä Îû $u÷R9$# ZpuZ|¡ym Îûur ÍotÅzFy$# ZpuZ|¡ym $oYÏ%ur z>#xtã Í$¨Z9$# ÇËÉÊÈ
“Dan
di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa
neraka"
(Depag, 2004:31)
Doa Nabi Musa
AS,
sebagaimana dalam Q.S Thaahaa ayat 25-28 (Kusnawan, 2011:33)
:
tA$s% Éb>u ÷yuõ°$# Í< Íô|¹ ÇËÎÈ ÷Åc£our þÍ< ÌøBr& ÇËÏÈ ö@è=ôm$#ur Zoyø)ãã `ÏiB ÎT$|¡Ïj9 ÇËÐÈ (#qßgs)øÿt Í<öqs% ÇËÑÈ
“Berkata
Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan mudahkanlah untukku
urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka mengerti
perkataanku”. (Depag, 2004:313)
2. Hadits
Doa
yang diriwayatkan oleh para sahabat yang bersumber
dari perkataan, perbuatan dan ketetapan
Nabi SAW. Hadits yang
berupa doa contohnya adalah doa dihindarkan
dari kemalasan :
“Ya
Allah, kami berlindung kepada-Mu dari rasa gundah dan sedih, kami berlindung
dari sikap kikir, pengecut, dari tekanan hutang, dan kejahatan orang-orang yang
jahat.” (al-Qarni,
2008:567)
3. Atsar
Doa
yang bersumber dari Sahabat Nabi SAW, seperti doa Umar r.a agar dilindungi dari
orang yang kejam.
“Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekejaman orang-orang yang durjanadan
kelemahan orang-orang yang bisa dipercaya”
4. ‘Urf
Doa
yang bersumber dari ‘Urf atau kebiasaan,
adat istiadat masyarakat contohnya seperti jangjawokan dalam buadaya
Sunda. Doa yang bersumber dari local culture dapat
berupa gabungan dari doa dan budaya, bagaimana cara budaya yang ada dapat
sesuai dan tak melanggar syariat Islam.
5. Doa yang diambil dari mimpi.
Doa yang diambil dari pelajaran yang didapat dalam
mimpi. Namun, mimpi yang dimaksudkan disini adalah mimpi baik. Akan tetapi doa
yang berasal dari mimpi ini sulit untuk diijazah, karena tidak diyakini kebenarannya,
pengijazahan ini bermaksud untuk menjaga keutuhan teks doa.
SHIGAT
DOA
Shigat
doa artinya penguat dalam doa atau perubahan suatu doa dari mufrad menjadi
jama’.
JENIS-JENIS
DOA
Jenis-jenis
doa berdasarkan redaksi kalimatnya adalah :
1. Isti’adzah
Istiadzah
adalah memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah, baik fitnah
dunia maupu n akhirat.
Kegiatan istiadzah ini telah dilakukan oleh Rosulullah SAW. Bahkan ditetapkan
sebagai salah satu syari’at Islam.
Dalam al-Quran
pun diantara contoh ayat yang terdapat kalimat isti’adzah adalah Q.S
al-Falaq dan an-Nas. Kalimat isti’adzah terdapat pada ayat pertama surat
tersebut.
Al-istiti'adzah berarti
permohonan kepada Allah SWT dari setiap yang jahat. Al-'iyadzah (permohonan
pertolongan) dalam usaha menolak kejahatan, sedangkanal-layadzu (permohonan
pertolongan) dalam upaya memperoleh kebaikan.
A'udzubillahiminasysyaithonirrajim berarti,
aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk agar ia tidak
membahayakan diriku dalam urusan agama dan duniaku, atau menghalangiku untuk
mengerjakan apa yang Dia perintahkan. Atau agar ia tidak menyuruhku mengerjaka
apa yang Dia larang, karena setan itu tidak ada yang bisa mencegahnya untuk
menggoda kecuali Allah.
Oleh karena itu,
Allah SWT menyuruh manusia agar menarik dan membujuk hati setan jenis manusia
dengan cara menyodorkan suatu yang baik kepadanya supaya dengan demikian dia
berubah tabiatnya dari kebiasannya mengganggu orang lain. Selain itu, Allah
juga memerintahkan untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari setan jenis jin,
karena dia tidak menerima pemberian dan tidak dapat dipengaruhi dengan
kebaikan, sebab tabiatnya jahat dan tidak ada yang dapat mencegahnya dari
dirimu kecuali Rabb yang menciptakannya.
2. Isti’anah
Isti’anah
artinya memohon pertolongan. Contoh ayat al-Quran yang mengandung ayat tentang isti’anah
adalah Q.S al-Fatihah ayat 5 :
x$Î) ßç7÷ètR y$Î)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ
“Hanya Engkaulah yang Kami semba, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan”.
Kata isti’anah
telah popular pada kalangan sufi. Menurut lughat (bahasa) adalah memohon
pertolongan. Isti’anah diperbolehkan kepada selain Allah, yakni kepada
makhluq-Nya.
3. Istigfar
Istighfar
merupakan permohonan ampunan dari manusia selaku hamba yang memiliki sifat
ketergantungan kepada Allah. Permohonan ini ditujukan semata-mata ditujukan
kepada Allah, tidak kepada yang lainnya; dan bersifat langsung tanpa melalui
perantara, sehingga merupakan permohonan ampunan yang amat murni. Artinya,
permohonan ampunannya itu tumbuh dari hati nuranunya untuk mencapai hubungan
yang bersih murni dengan Allah dank arena ketakutannya akan ditimpa cobaab
ataupun nasib buruk, karena menyadari dirinya berdosa kepada Allah, padahal ia
telah meyakini sekali bahwa bahagia dan celakanya ada di ujung jari Allah,
sedangkan Allah sangat mudah untuk menjungkirbalikkan nasib dirinya, kecuali
jika Allah mengampuninya. Untuk itulah ia beristighfar, memohon ampunan. Lalu
apakah dengan istighfar sama dengan bertobat?
Dalam hal ini
tobat mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Dalam bertobat, seseorang terikat
untuk melaksanakan syarat-syarat pertobatan; bila ia melanggarnya, maka
tobatnya dengan sendirinya menjadi tertolak. Istighfar merupakan bagian dari
tobat atau pertobatan. Meski demikian, istighfar memiliki nilai yang tinggi
diantara amalan-amalan ibadah, khususnya dalam kelompok ibadah dan
zikir.Beristighfar haruslah diniatkan untuk mendapatkan ampunan Allah, tidak
hanya untuk dosa pada saat ini, tetapi juga dosa masa lalu serta dosa masa
mendatang kalu memang ada. Ini merupakan kewaspadaan batin,karena dosa
kesombongan meski seberat debu ternyata telah menyebabkan orang tidak masuk
surga, lebih-lebih bila dalam diri kita masih banyak bertumpuk berbagai macam
dosa.Istighfar ibarat sabun pencuci dosa. Dengan membiasakan istighfar, maka
setiap ada dosa sedikit, dosa itu dapat segera terhapus sebelum terlanjur
berkarat dalam hati dan jiwa serta menjadi noda yang sulit hilang yang
senantiasa terbawa kemana pun ia pergi seumur hidupnya.
4. Istighatsah
Istighatsah
menurut arti bahasa adalah meminta bantuan atau pertolongan.istighatsah tidak
hanya meminta bantuan untuk kepentingan pribadi, tetapi lebih menitik beratkan
pada kepentingan umum.
Istighotsah ini
merupakan istighotsah yang paling afdhol(utama) dan paling sempurna, serta
merupakan sunnah para Rasul dan pengikut mereka. Dalilnya Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Q.S al-Anfal
ayat 9:
øÎ) tbqèWÉótGó¡n@ öNä3/u z>$yftFó$$sù öNà6s9 ÎoTr& Nä.ÏJãB 7#ø9r'Î/ z`ÏiB Ïps3Í´¯»n=yJø9$# úüÏùÏóßD ÇÒÈ
“(ingatlah),
ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu:
"Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu
Malaikat yang datang berturut-turut". (Depag,
2004:178)
5. Istikharah
Istikharah merupakan selalu memohon
petunjuk kepada Allah SWT. dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam
setiap keputusan. Setiap orang mempunyai kebebasan untuk berbicara dan
melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut islam, tidak ada kebebasan yang
tanpa batas, dan batas-batas tersebut
adalah aturan-aturan Agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah ucapan serta ia selalu memohon petunjuk kepada Allah.Nabi Muhammad SAW. bersabda:
adalah aturan-aturan Agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah ucapan serta ia selalu memohon petunjuk kepada Allah.Nabi Muhammad SAW. bersabda:
"Barang siapa yang beriman
kepada Allah SWT. dan hari akhir., maka berkatalah yang baik atau diamlah (HR.
Al-bukhari dan muslim dari Abu Hurairah).
Orang bijak berkata "think
today and speak tomorrow" (berfikirlah hari ini dan berbicaralah besok).
Kalau ucapan itu tidak baik apalagi
sampai menyakitkan orang lain maka tahanlah, jangan di ucapkan, sekalipun
menahan ucapan tersebut terasa sakit. Tapi apabila ucapan itu benar dan baik
maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita menjadi lemas untuk bisa
meneriakkan kebenaran dan keadilan serta menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar.
Mengenai kebenaran ini, melainkan
jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad SAW. untuk memberikan rambu
kehidupan, Beliau bersabda :
"Jibril telah datang kepada ku
dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau suatu
saat pasti akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi engkau suatu saat
pasti berpisah juga dan lakukanlah yang engkau inginkan sesungguhnya semua itu
ada balasanya”.
(HR. Baihaqi dan Jabir)."
Sabda Nabi Muhammad SAW. ini semakin
penting untuk diresapi ketika akhir-akhir ini dengan dalih kebesaran, banyak
orang berbicara tanpa logika dan data yang benar dan bertindak sesukanya tanpa
mengindahkan etika agama. Para pakar barangkali untuk saat-saat ini, lebih
bijaksana untuk banyak mendengar dripada berbicara yang kadang kadang justru
membingungkan masyarakat.
kita memasyarakatkan Istikharah
dalam segala langkah kita, agar kita benar benar bertindak secara benar dan
tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari. Nabi Muhammad SAW. bersabda:
"Tidak rugi orang yang
beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan miskin
orang yang hidupnya hemat”. (HR. Thabrani dan Anas)
DAFTAR PUSTAKA
al-Qarni, ‘Aidh. (2008).La Tahzan, Jakarta: Qisthi Press
Departemen Agama RI. (2004). Al-Quran
dan Terjemahnya, Bandung: CV J-Art
Fajar, Dadang Ahmad. (2010). Epistemologi
Doa,
Kusnawan, Aep.
(2011). Baca, Tulis, Hafal Al-Quran dan
Hadits ke-BPI-an, Bandung: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
http://aricha1.blogspot.com/2012/11/pengertian-istikharah.html . Diakses pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 17:20 WIB.
https://arieandrepati.wordpress.com/2011/09/03/fungsi-doa/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2015, pukul 16:49 WIB
https://nonengkholilahmaryammediabki.wordpress.com/2014/04/09/doa/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 17:09 WIB.
http://smstausyah.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-bacaan-dalam-istighosah.html. Diakses pada
tanggal 20 Mei 2015 pukul 17:11 WIB.
http://syededlee.tripod.com/keunggulanislam/id31.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 17:16 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar